Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha di Indonesia
Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu
Di Indonesia banyak sekali
ditemukan berbagai bentuk peninggalan sejarah bercorak Hindu. Kamu pasti
bertanya, sejak kapan dan bagaimana ajaran Hindu masuk ke Indonesia? Lalu apa
saja bentuk-bentuk peninggalan sejarah bercorak Hindu? Jangan khawatir kamu
akan mendapat jawabannya pada pembahasan kali ini. Untuk itu, simaklah dengan
saksama karena kita akan bersama-sama kilas balik ke masa lalu
1. Perkembangan
Ajaran Hindu di Indonesia
Perkembangan ajaran agama Hindu
berawal sekitar tahun 1500 sebelum Masehi (SM). Ditandai dengan datangnya
bangsa Yunan. Bagaimana mereka bisa sampai ke Indonesia? Mereka memasuki
wilayah Nusantara dengan perahu layar. Kelompok ini datang dari Kampuchea
(Kamboja). Mereka mendirikan rumah dan hidup secara berkelompok dalam
masyarakat desa dan menetap di Nusantara.
Kebudayaan mereka sudah cukup
maju. Mereka sudah mengenal bercocok tanam. Mereka juga berdagang dan membuat
peralatan dari tanah liat serta logam. Mereka inilah nenek moyang bangsa
Indonesia. Kepercayaan yang mereka anut ialah animisme dan dinamisme. Animisme adalah
kepercayaan yang memuja roh nenek moyang atau roh halus. Dinamisme adalah pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Misalnya keris, tombak, batu akik, dan patung.
kepercayaan yang memuja roh nenek moyang atau roh halus. Dinamisme adalah pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Misalnya keris, tombak, batu akik, dan patung.
Kapan ajaran Hindu masuk ke
Indonesia? Ajaran Hindu masuk ke Indonesia sejak permulaan masehi. Agama Hindu
dikenal penduduk Indonesia
melalui hubungan dagang dengan india.
melalui hubungan dagang dengan india.
Kitab suci agama Hindu yaitu Weda.
Ajaran Hindu merupakan ajaran yang memuja banyak dewa. Dewa-dewa yang dianggap
menempati posisi paling tinggi yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Syiwa.
Ketiga dewa itu disebut Trimurti atau tiga dewa yang bersatu.
Trimurti diwujudkan dalam bentuk patung.
Masyarakat dalam ajaran agama
Hindu mengenal adanya kasta. Kasta yaitu susunan kelompok masyarakat sesuai
tingkatan kehidupan sosial. Kasta-kasta dalam masyaraka Hindu adalah sebagai
berikut.
a. Kasta Brahmana terdiri para
pendeta.
b. Kasta Ksatria terdiri atas
golongan para raja, prajurit, dan bangsawan.
c. Kasta Waisya terdiri atas
golongan pemilik modal, pedagang kaya, dan petani kaya.
d. Kasta Sudra terdiri atas
golongan buruh dan petani miskin.
2. Kerajaan
Hindu di Indonesia dan Peninggalannya
a. Kerajaan
Kutai
Dari tulisan pada yupa tersebut dapat disimpulkan
adanya tiga generasi. Silsilah dimulai dari Kudungga yang mempunyai anak
bernama Aswawarman. Aswawarman mempunyai tiga anak, satu di antaranya
Mulawarman.
Ketika kerajaan di pimpin oleh raja Mulawarman
kerajaan berkembang pesat dan bukti-bukti dari perkembangan itu dianataranya:
- Raja mengadakan
upacara waprakeswara (sebidang tanah suci) setiap tahun.
- Raja membagi hadiah
kepada para brahmana berupa tanah, ternak, dan emas dengan adil.
Semasa pemerintahannya, rakyat hidup cukup makmur.
Sebagai ucapan terima kasih, rakyat melakukan hal-hal seperti berikut.:
- Mengadakan kenduri
untuk keselamatan raja.
- Membuat prasasti atau
yupa yang berisi tulisantulisan tentang raja mereka.
Peninggalan sejarah Kerajaan Kutai sebagai kerajaan
Hindu di antaranya sebagai berikut.
- Tujuh buah yupa yang
ditemukan di daerah sekitar Muara Kaman pada tahun 1879 dan 1940.
- Kalung Cina yang
terbuat dari emas.
- Arca-arca bulus.
- Arca-arca Buddha dari
perunggu.
- Arca batu.
b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua
di Pulau Jawa. Keberadaan kerajaan ini dapat dilacak dengan ditemukannya tujuh
buah prasasti. Kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad ke-5 M, terletak di tepi
Sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Wilayahnya meliputi Karawang, Jakarta,
Bogor, dan Banten. Raja yang terkenal dari Tarumanegara adalah Purnawarman.
Raja Purnawarman menganut agama Hindu aliran Wisnu.
Pada tahun ke-22 masa pemerintahannya, Purnawarman
membangun saluran air. Tujuan pembangunan saluran itu untuk mengairi sawah dan
mencegah banjir. Saluran itu bernama Gomati danChandrabagha.
Pembuatannya berlangsung selama 21 hari. Panjang saluran 6.112 tombak (11 km).
Coba kamu bayangkan, saluran sepanjang itu dikerjakan dalam waktu
singkat! Selesainya pembangunan saluran air ditandai penyerahan 1.000
ekor lembu kepada para brahmana.
Kerajaan Tarumanegara mempunyai banyak peninggalan
sejarah. Semua peninggalan itu dapat menunjukkan keberadaan kerajaan
Tarumanegara. Peninggalan yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
- PrasastiCiaruteun
Ditemukan di Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Pada prasasti
ini terdapattelapak kaki Raja Purnawarman dan lukisan laba-laba. Raja
Purnawarman dianggap sebagai perwujudan Dewa Wisnu.
- Prasasti Jambu
Ditemukan di Bukit Koleangkak, 30 km sebelah barat
daya Kota Bogor. Pada prasasti ini tertulis katatarumayam (Tarumanegara).
- Prasasti Lebak
(Cidanghiang)
Ditemukan di Kampung Lebak, Pandeglang, Banten.
Prasasti ini menyebutkan bahwa Raja Purnawarman adalah raja yang agung,
pemberani, dan perwira.
- Prasasti Kebon Kopi
Ditemukan di Kampung Muara Hilir, Bogor. Pada prasasti
ini terdapat lukisan telapak kaki Airawata (gajah kendaraan Dewa Wisnu).
- Prasasti Tugu
Ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara.
Prasasti ini memiliki tulisan terpanjang. Prasasti ini menceritakan pembuatan
saluran air (Gomati dan Chandrabhaga) oleh Raja Purnawarman.
- Prasasti Pasir Awi
Ditemukan di Pasir Awi, Bogor, Jawa Barat. Prasasti
ini terdapat lukisan tapak kaki. Prasasti ini belum bisa dibaca karena dalam
huruf ikal.
- Prasasti Muara Cianten
Ditemukan di Muara Cianten, Bogor, Jawa Barat. Seperti
Prasasti Pasir Awi, prasasti ini juga belum bisa terbaca.Selain prasasti juga
ditemukan arca-arca. Misalnya arca Rajarsi ditemukan di Jakarta. Di Desa
Cibuaya ditemukan arca Wisnu Cibuaya I dan arca Wisnu Cibuaya II.
c. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno berdiri sekitar abad ke-8 M.
Kerajaan ini terletak di pedalaman Jawa Tengah. Bukti keberadaan kerajaan ini
tertulis dalam Prasasti Canggal dan Prasasti Balitung (Mantyasih). Berdasarkan
catatan pada prasasti, kerajaan bermula sejak pemerintahan Raja Sanjaya yang
bergelarRakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Prasasti Canggal
juga mengungkapkan pendirian lingga di Desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.
Sebelumnya, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh
seorang raja bernama Sanna. Raja Sanna memerintah rakyat dengan bijaksana.
Kerajaannya kaya padi dan emas. Oleh karena itu, Pulau Jawa mendapat
sebutan Jawadwipa.
Peninggalan sejarah Kerajaan Mataram sangat banyak. Di
antaranya berupa Candi Gedong Songo, kompleks Dieng, dan komplek Candi
Prambanan. Kehidupan rakyat cukup makmur terbukti banyaknya candi-candi.
d. Kerajaan Kediri
Pada tahun 1019 M terdapat Kerajaan Kahuripan yang
dipimpin oleh Raja Airlangga. Ia mempunyai tiga orang anak yaitu
Sanggramawijaya,Samarawijaya, dan Mapanji Garasakan.
Awalnya, Airlangga menurunkan tahta kepada
Sanggramawijaya. Namun, Sanggramawijaya tidak bersedia. Ia memilih jalan hidupnya
sebagai pertapa. Sanggramawijaya mendapat julukan Raja Sucianatau Dyah
Kili Suci. Namun, Airlangga masih mempunyai dua anak lainnya. Kemudian
Airlangga membagi kerajaan menjadi dua bagian. Hal ini untuk menghindari perang
saudara.
Pada tahun 1041 M, Mpu Bharada membagi Kerajaan
Kahuripan atas perintah Airlangga. Kerajaan Panjalu atau Kediri yang beribu
kota di Daha diserahkan Samarawijaya. Kerajaan Jenggala atau Kahuripan yang
beribu kota di Kahuripan diserahkan Mapanji Garasakan.
Airlangga selanjutnya mengasingkan diri menjadi
pertapa dengan nama Resi Gentayu. Pada tahun 1049, Airlangga wafat
dan dimakamkan di Candi Belahan.
Berikut ini raja-raja yang pernah memerintah Kediri.
- Bameswara /Kameswara I
(tahun 1115–1130 M)
- Jayabaya (1130–1160 M)
- Sarweswara (1160–1170
M)
- Aryyeswara
- Gandra
- Srungga
- Kertajaya (1200–1222
M)
Kertajaya merupakan raja terakhir Kerajaan Kediri. Ia
mendapat sebutan Dandhang Gendhis. Akhirnya, Kertajaya dengan
terpaksa menyerahkan kerajaannya kepada Singasari
(Ken Arok). Peristiwa itu menandai berakhirnya riwayat
Kerajaan Kediri. Sekarang, mari melihat peninggalan sejarah pada zaman Kerajaan
Kediri.
Peninggalan berupa prasasti di antaranya sebagai
berikut.
• Prasasti Penumbangan (1120)
• Prasasti Hantang (1135)
• Prasasti Talan (1136)
• Prasasti Jepun (1144)
• Prasasti Weleri (1169)
• Prasasti Angin (1161)
• Prasasti Padlegan (1170)
• Prasasti Jaring (1181)
• Prasasti Semandhing (1182)
• Prasasti Ceker
(1185)
Peninggalan dalam bidang kesusastraan di antaranya
sebagai berikut.
• Kakawin Arjuna Wiwaha oleh Mpu Kanwa
• Kresnayana oleh Mpu Triguna
• Samanasantaka oleh Mpu Managuna
• Smaradahana oleh Mpu Darmaja
• Hariwangsa oleh Mpu Panuluh
• Gathotkaca Sraya oleh Mpu Panuluh
• Bharatayuda oleh Mpu Panuluh dan Mpu Sedah
• Wrestasancaya dan kidung Lubdhaka oleh Mpu Tanakung.
e. Kerajaan Singasari
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok.
Pada awalnya, Ken arok adalah Akuwu Tumapel. Ken Arok membantu para brahmana
Kediri melawan Raja Kertajaya. Setelah memenangkan perang, Kerajaan Kediri dan
Tumapel bergabung. Muncullah kerajaan baru bernama Kerajaan Singasari.
Raja yang memerintah Singasari secara berturut-turut
sebagai berikut.
1) Ken Arok (1222–1227)
Kemenangan Ken Arok atas Kertajaya membuat namanya
terkenal dan harum. Raja pertama Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Ia
bergelar Sri Rajasa Batara Sang Amurwabhumi.
Sebagai raja, masa lalu Ken Arok sangat buruk. Ia
telah membunuh Mpu Gandring dan Tunggul Ametung. Bahkan, ia memperistri Ken
Dedes (istri Tunggul Ametung). Pada waktu itu, Ken Dedes sedang mengandung anak
Tunggul Ametung. Janin tersebut setelah lahir diberi nama Anusapati.
Perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes membuahkan tiga
anak. Ada Mahisa Wong Ateleng, Panji Saprang, Panji Agnibaya, dan Dewi Rimbu.
Perkawinan Ken Arok dengan Ken Umang mempunyai empat anak. Masing-masing
bernama Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wrengola, dan Dewi Rambi.
Perlakuan Ken Arok kepada Anusapati berbeda dengan anak-anak
yang lain. Anusapati menjadi curiga. Lalu apa yang dilakukan Anusapati?
Anusapati bertanya kepada orang-orang di sekitarnya. Anusapati mengetahui bahwa
Ken Arok lah yang membunuh ayahnya. Lalu Anusapati membunuh Ken Arok
menggunakan keris Mpu Gandring. Dengan tewasnya Ken Arok, berakhir pula
kekuasaannya di Singasari.
2) Anusapati (1227–1248)
Anusapati menjadi raja Singasari menggantikan Ken
Arok. Selama berkuasa, Anusapati tidak berhasil membuat kemajuan bagi
Singasari. Anusapati mempunyai kegemaran menyabung ayam. Ia tidak punya waktu
untuk memikirkan nasib rakyat. Anusapati juga terbunuh dengan keris Mpu
Gandring. Anusapati dibunuh Tohjaya yang dendam atas kematian ayahnya (Ken
Arok)
3) Tohjaya (1248 M)
Tohjaya naik tahta kerajaan hanya bertahan satu tahun.
Hal ini diakibatkan serangan dari Ranggawuni (anak Anusapati) yang dibantu
Mahisa Cempaka.
4) Ranggawuni (1248–1268)
Ranggawuni naik tahta menggantikan Tohjaya. Ia
bergelar Sri jaya Wisnuwardhana. Dalam memerintah, Ranggawuni
didampingi MahisaCempaka (anak Mahisa Wong Ateleng). Sepeninggal
Ranggawuni,kekuasaannya digantikan oleh puteranya yang bernama Kertanegara.
5) Kertanegara (1268–1292)
Kertanegara menduduki tahta kerajaan bergelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Pada masa pemerintahannya, Singasari
mengalami puncakkeemasan. Kertanegara seorang raja yang arif dan bijaksana.
Kertanegarabercita-cita mempersatukan Nusantara dan menjadikan Singasari
sebagaikerajaan besar. Cita-cita Kertanegara tersebut bernama Cakrawala Mandala.
f. Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah Kerajaan Hindu terakhir. Kerajaan
Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya. Kerajaan Majapahit terletak
di Kecamatan Trowulan, Mojokerto sebelah barat Surabaya. Kerajaan Majapahit
mempunyai hubungan dengan Kerajaan Singasari. Raden Wijaya merupakan menantu
Kertanegara. Masih ingatkah kamu dengan serangan Jayakatwang terhadap
Kertanegara? Dan ingat-ingat pula kecerdikan Raden Wijaya dalam memanfaatkan
datangnya bangsa Cina Sepeninggal Jayakatwang, Raden Wijaya mendirikan kerajaan
baru yang bernama Majapahit. Secara berurutan Kerajaan Majapahit diperintah
oleh rajaraja
berikut ini.
1) Raden Wijaya (1293–1309)
Raden Wijaya merupakan raja pertama sekaligus pendiri
Majapahit. Raden Wijaya bergelar Sri Kertarajasa Jayawardana. Beliau
memerintah didampingi empat putri Kertanegara sebagai permaisurinya. Di
antaranya Tribhuwaneswari, Narendradahita, Prajnaparamita, dan Gayatri. Para
pengikut Raden Wijaya yang berjasa diangkat menjadi pejabat tinggi
pemerintahan. Pada tahun 1309, Raden Wijaya meninggal. Akhirnya, Kerajaan
Majapahit diberikan kepada Jayanegara. Jayanegara ialah putra dari
perkawinannya dengan Tribhuwaneswari.
2) Jayanegara (1309–1328)
Pada masa pemerintahan Jayanegara banyak terjadi
pemberontakan. Semua pemberontakan pada dasarnya kelanjutan pada masa Raden
Wijaya. Ada pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan Sora (1311),
pemberontakan Nambi (1316), pemberontakan Rasemi (1318), dan pemberontakan Kuti
(1319).
3) Tribhuwanatunggadewi (1328–1350)
Jayanegara tidak mempunyai anak. Oleh karena itu,
tahta selanjutnya digantikan oleh Tribhuwanatunggadewi. Ia merupakan adik tiri
Jayanegara. Tribhuwanatunggadewi adalah putri Raden Wijaya dengan Gayatri. Pada
masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan di Sadeng (1331). Gajah Mada berhasil
menumpasnya. Akhirnya Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit. Gajah
Mada bersumpah untuk menyatukan Nusantara. Sumpah itu disebut Sumpah
Palapa.
4) Hayam Wuruk (1350–1389)
Hayam Wuruk merupakan anak Tribhuwanatunggadewi dengan
Kertawardhana. Peninggalan Kerajaan Majapahit di antaranya berupa candi dan
karya satra. Peninggalam berupa candi antara lain Candi Panataran, Candi
Sawentar, Candi Bora, Candi Sumberjati, Candi Jabung, Candi Bajang Ratu, Candi
Tikus, dan Candi Sukuh.
Adapun peninggalan yang berupa karya sastra antara
lain Negara Kertagama (sejarah Singasari dan Majapahit); Sutasoma (cerita agama
Buddha); Kunjarakarna (cerita agama Buddha); serta Pararaton (sejarah Singasari
dan Majapahit/legenda).
Zaman keemasan Majapahit berakhir sepeninggal
Hayam Wuruk dan Gajah Mada.Hayam Wuruk wafat tahun 1389 dan Gajah
Mada wafat tahun 1346. Bagaimana kelanjutan tahta Kerajaan Majapahit? Kerajaan
tetap berlangsung di bawah pimpinan seorang raja.
5) Wikramawardhana (1389–1400)
Setelah Hayam Wuruk wafat, tahta Kerajaan Majapahit
diduduki oleh Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk). Setelah 12 tahun
memerintah, ia mengundurkan diri pada tahun 1400.
6) Putri Suhita
Putri Suhita anak Wikramawardhana. Pengangkatan Suhita
tidak disetujui oleh Bhre Wirabhumi, yaitu anak Hayam Wuruk dari selir. Perang
saudara pun terjadi antara Ratu Suhita dengan Bhre Wirabhumi. Perang ini
disebut Perang Paregreg (1401–1406 M)
Faktor yang lain yaitu terjadi perang Paregreg
(1401–1406), berkembangnya ajaran Islam di Pulau Jawa, datangnya armada Cina
yang dipimpin Cheng–Ho.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar